Kalau Sudah Ditulis, Ya Dikerjakan!

gambar: AI

Di tempat saya bekerja, saya belajar bahwa bekerja bukan sekadar menyelesaikan tugas, tapi juga tentang menepati janji—terutama janji pada diri sendiri. Setiap rencana yang kita tulis, sekecil apa pun, adalah bentuk komitmen. Dan setiap laporan yang kita tulis setelahnya adalah cermin kejujuran kita dalam bekerja.

Awalnya, kalimat “kerjakan apa yang kamu tuliskan dan tuliskan apa yang sudah kamu kerjakan” terasa sederhana. Tapi semakin lama bekerja, saya sadar bahwa di situlah letak disiplin dan akuntabilitas sesungguhnya.

Tulisan tanpa tindakan hanya jadi arsip. Tindakan tanpa catatan mudah terlupa, bahkan bisa disalahpahami. Tapi ketika keduanya seimbang—antara apa yang kita rencanakan dan apa yang kita laporkan—muncul rasa bangga dan kejelasan dalam setiap langkah kerja.

Budaya kerja di tempat saya bekerja menuntun saya untuk terbiasa mencatat, menulis laporan, membuat rencana, dan menindaklanjutinya. Bukan karena administrasi semata, tapi karena menulis dan mengerjakan adalah dua sisi dari tanggung jawab yang sama: menjaga kepercayaan—baik dari rekan kerja, atasan, maupun diri sendiri.

Kini setiap kali menulis rencana kerja, saya selalu ingat: jangan berhenti di kertas. Wujudkan dalam tindakan nyata. Dan ketika sudah dikerjakan, jangan biarkan hasilnya menguap begitu saja. Tuliskan, dokumentasikan, dan bagikan agar jadi pembelajaran bersama.


Posting Komentar

0 Komentar