Bergulat dengan Mahluk Air



Salumang, 11 Maret 2024. Pagi yang tenang, matahari yang masih malu malu muncul, dan sepertinya enggan untuk membelai permukaan air kolam yang saat ini tepat berada didepan saya. Sambil menikmati kopi pagi dibelakang rumah sesekali saya melemparkan kerikil di kolam sekedar iseng, ternyata ada respon dari sipenghuni kolam. 

Dengan hati penuh antusiasme, muncul dipikiran dan berharap ada lauk siang nih.., sayapun mengambil pancing yang disimpan di gudang dan mencari umpan yang pas untuk ikan yang ada dikolam, saya mengambil pisak kapok mentah yang berada di pojokan dapur untuk saya jadikan umpan. Memancing santaipun dimulai, roda dilepaskan dengan keahlian, dan harapan memancar seiring dengan setiap lemparan umpan.

Baca juga: Nyarumkop, Ngibab, dan Kenangan

Di Pinggiran kolam yang sunyi, kehidupan alam menjelma dalam keindahan yang memukau. Suara riak air dan kicauan burung menjadi melodi yang menemani kesunyian pagi itu. Sambil menunggu Strike, saya mengambil sebatang rokok dan membakarnya, saya termenung, terhubung dengan alam yang memberikan kedamaian dan kegembiraan.

Kejutanpun datang dari gerakan mata pancing yang cukup kencang. Pergulatan antara mahluk daratan dan mahluk airpun dimulai. Kejeniusan alam terwujud dalam setiap gerakan sipenghuni kolam yang cukup tangguh. 

Woow…Strike..!!, lumayan besar ternyata, Si Panghuni air kolam kini menyerah. Umpan Pisang Kepok berhasil dimakan sipenghuni sungai meskipun kini harus berpasrah dan menyerah pada mahluk daratan. Akhirnya makan Siang pun aman dan pastinya kenyang…

Baca juga: Penikmat Kopi Hitam

Pengalaman mancing mengajarkan kita kesabaran, kebersamaan dengan alam, dan keindahan yang tersembunyi di balik sederet benih kehidupan di dalam air.

Begitulah kisah singkat pergulatan dengan sipenghungi kolam saat pulang kampung Salumang. (Budi Assa)

Posting Komentar

0 Komentar